Jualan Kaligrafi - Menjadi kaya raya mungkin adalah keinginan kebanyakan orang di dunia ini dan itu sah - sah saja. Namun kita tidak boleh menghalalkan segala cara demi bisa mencapai keinginan tersebut.
Pada kesempatan kali ini saya ingin sedikit menyinggung beberapa orang yang mereka bisa dikategorikan sukses dalam segi finansial, dari berjualan kaligrafi.
Jadi bagi saudara yang hobi dalam bidang yang satu ini, mungkin berkeinginan menegembangkan hobinya tersebut untuk di jadikan sebuah penghasilan, bisa belajar dari cerita di bawah ini sebagai inspirasi.
Berawal dari hobi yang mungkin orang lain belum menguasai, bisa dijadikan sebuah sumber penghasilan,bisa dijadikan biaya pendapatan tambahan.
Baca juga : Hukum Memajang Tulisan Kaligrafi
Berikut dua orang yang berhasil kaya dari jualan kaligrafi
1. Mazidah Kurniati
Dia adalah seorang wanita asal magelang yang berhasil memasarkan produk kaligrafinya dari pasar nasional hingga mancanegara atau pasar dunia.
Berdasarkan berita yang di lansir dari Suara.Com ibu Mazidah mengawali bisnisnya ini berawal dari kegemaranya, dalam dunia seni kaligrafi, dan bisa menjadikan ibu tersebut punya sumber pendapatan utama.
Ibu Mazidah inil mulanya bekerja sebagai karyawan di Bank Swasta ini, kemudian menorehkan kegemaranya dengan cara melukis di kaligrafi di kanvas.
Sampai pada akhirnya beliau berfikir untuk memproduksi kaligrafi namun dalam bentuk yang berbeda.
Beliau membuat kaligrafi dalam bentuk timbul atau tiga dimensi, yang biasa digunakan untuk pajangan di meja, Ruang tamu ataupun dekorasi rumah.
Pertama kali jualan Mazidah harus menerima tantangan karena banyak sekali pada waktu itu yang berjualan kaligrafi di daerah tersebut.
Beliau memodifikasi barang produksinya dengan cara memberi warna terlebih dahulu pada barang produksinya baru kemudian dipernis, sehingga terlihat lebih glamour atau mewah.
Mulanya kaligrafi buatan ibu Mazidah di tawarkan ke teman terdekatnya, teman sekantor, serta para petinggi di kantor tersebut, dan ternyata mereka banyak yang suka, sehingga menjadikan ibu Mazidah lebih giat untuk mempromosikan lagi.
Tahun 2014 mungkin adalah tahun yang tidak bisa dilupakan oleh ibu Mazidah, di awal tahun ini ibu Mazidah mengawali karirnya dengan bermodalkan uang sebanyak 5 juta rupiah.
Namun pada awal usahanya dia lebih banyak ruginya daripada untungnya, sehingga beliau memberanikan diri untuk berhutang di Bank.
Padahal waktu itu sekitar akhir bulan di tahun 2014, pada zaman presiden Susilo bambang Yudhoyono BBM naik, sehingga hampir bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi kaligrafi ikut naik semuanya.
Dari situ Mazidah harus memutar otak, demi kelancaran usahanya, pelan pelan ditekuni usahanya dengan ikhlas dan kesabaran, sampai pada akhirnya beliau berada di posisi puncak.
Berkat keuletan beliau dalam mengembangkan usahanya, sehingga kaligrafi dari ibu Mazidah biasa keluar ke pasar dunia, yang meliputi beberapa negara, diantaranya Singapur, filipina, Malaysia, Vietnam dan lain sebagainya.
Alhamdulilah kini beliau memiliki karyawan sebanyak 5 Orang serta penghasilan ibu Mazidah sampai pada angka 70 juta setiap bulanya.
Jadi mungkin bagi saudara yang memang berminat menjadikan hobi sebagai ladang penghasilan bisa meniru usaha dari ibu Mazidah.
Yang terpenting kita harus siap jatuh bangun untuk memperjuangkan apa yang sedang kita usahakan, jangan mudah untuk menyerah.
Baca Juga : Rekomendasi Belajar Kaligrafi
2. Darwito
Lalu yang berikutnya adalah seorang bapak mantan seorang satpam yang bisa kaya raya dengan penghasilan ratusan juta dari berjualan kaligrafi.
Namun kisah kedua ini sedikit berbeda dari yang awal tadi, kamu yang awal berjualan kaligrafi memang bermodalkan dari dia bisa dan gemar dalam dunia seni, khususnya kaligrafi
untuk yang kedua ini berjualan kaligrafi karena beliau melihat peluang dari pengalamnya, yang kemudian di kembangkan dan bisa meraih untung besar dari berjualan kaligrafi
Berdasarkan berita yang dilansir dari ekonomy okezone lelaki yang biasa disapa Darwito ini, awalnya adalah seorang satpam di sebuah perusahaan yang bernama Sri Ratu, kurang lebih selama satu tahun.
Kemudian pindah menjadi satpam lagi di sebuah Bank Swasta sampai akhirnya di likuidasi, dan bekerja ladi menjadi satpam di kawasan Berikat Nusantara selama tiga tahun, sampai akhirnya dia di PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Lepas dari situ pak Darwinto di terima kerja di perusahaan Jepang di bagian expor impor, Sampai akhirnya pada tahun 2001 pak Darwinto di beri rizki bisa berkunjung ke tanah Makkah untuk menunaikan ibadah Haji.
Berawal dari sini setelah kepulangannya dari tanah suci beliau terinspirasi dari sebuah poster gambar Masjidil Haram, untuk usaha di bidang kaligrafi.
Pak Darwinto yang tak memiliki ilmu dasar memutuskan untuk mempelajari sisik melik berbisnis kaligrafi, setelah memiliki modal yang cukup beliau memutuskan memulai usaha tersebut.
Dengan modal awal yang diperoleh dari pinjaman bank, beliau mengawali karirnya itu dari nol, ayah dari ketiga anak itu memberanikan diri mengangkat orang yang berbakat dan menguasai dalam tulis menulis kaligrafi arab.
Dan kini berbagai jenis khat telah terpampang di galerinya yang berada di jalan klentengsari no 2B, Banyumanik Semarang.
Berkat kualitas dan mutu yang terus di jaganya beliau mendapatkan juara 1 untuk kategori kendali mutu dari Kementrian Perdagangan pada tahun 2010.
Untuk sekarang ini dengan karyawan yang benar menguasai dalam bidangnya yang berjumlah 25 orang, beliau bisa menghasilkan omset per bulan di atas seratus juta.
Demikian yang bisa saya share pada kesempatan kali ini semoga kisah di atas bisa dijadikan saudara untuk lebih semangat dalam belajar dan terus berjuang, Jika saudara lelah dalam mengerjakan sesuatu maka beristirahatlah, jangan berhenti, terima kasih.
Dia adalah seorang wanita asal magelang yang berhasil memasarkan produk kaligrafinya dari pasar nasional hingga mancanegara atau pasar dunia.
Berdasarkan berita yang di lansir dari Suara.Com ibu Mazidah mengawali bisnisnya ini berawal dari kegemaranya, dalam dunia seni kaligrafi, dan bisa menjadikan ibu tersebut punya sumber pendapatan utama.
Ibu Mazidah inil mulanya bekerja sebagai karyawan di Bank Swasta ini, kemudian menorehkan kegemaranya dengan cara melukis di kaligrafi di kanvas.
Sampai pada akhirnya beliau berfikir untuk memproduksi kaligrafi namun dalam bentuk yang berbeda.
Beliau membuat kaligrafi dalam bentuk timbul atau tiga dimensi, yang biasa digunakan untuk pajangan di meja, Ruang tamu ataupun dekorasi rumah.
Pertama kali jualan Mazidah harus menerima tantangan karena banyak sekali pada waktu itu yang berjualan kaligrafi di daerah tersebut.
Beliau memodifikasi barang produksinya dengan cara memberi warna terlebih dahulu pada barang produksinya baru kemudian dipernis, sehingga terlihat lebih glamour atau mewah.
Mulanya kaligrafi buatan ibu Mazidah di tawarkan ke teman terdekatnya, teman sekantor, serta para petinggi di kantor tersebut, dan ternyata mereka banyak yang suka, sehingga menjadikan ibu Mazidah lebih giat untuk mempromosikan lagi.
Tahun 2014 mungkin adalah tahun yang tidak bisa dilupakan oleh ibu Mazidah, di awal tahun ini ibu Mazidah mengawali karirnya dengan bermodalkan uang sebanyak 5 juta rupiah.
Namun pada awal usahanya dia lebih banyak ruginya daripada untungnya, sehingga beliau memberanikan diri untuk berhutang di Bank.
Padahal waktu itu sekitar akhir bulan di tahun 2014, pada zaman presiden Susilo bambang Yudhoyono BBM naik, sehingga hampir bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi kaligrafi ikut naik semuanya.
Dari situ Mazidah harus memutar otak, demi kelancaran usahanya, pelan pelan ditekuni usahanya dengan ikhlas dan kesabaran, sampai pada akhirnya beliau berada di posisi puncak.
Berkat keuletan beliau dalam mengembangkan usahanya, sehingga kaligrafi dari ibu Mazidah biasa keluar ke pasar dunia, yang meliputi beberapa negara, diantaranya Singapur, filipina, Malaysia, Vietnam dan lain sebagainya.
Alhamdulilah kini beliau memiliki karyawan sebanyak 5 Orang serta penghasilan ibu Mazidah sampai pada angka 70 juta setiap bulanya.
Jadi mungkin bagi saudara yang memang berminat menjadikan hobi sebagai ladang penghasilan bisa meniru usaha dari ibu Mazidah.
Yang terpenting kita harus siap jatuh bangun untuk memperjuangkan apa yang sedang kita usahakan, jangan mudah untuk menyerah.
Baca Juga : Rekomendasi Belajar Kaligrafi
2. Darwito
Lalu yang berikutnya adalah seorang bapak mantan seorang satpam yang bisa kaya raya dengan penghasilan ratusan juta dari berjualan kaligrafi.
Namun kisah kedua ini sedikit berbeda dari yang awal tadi, kamu yang awal berjualan kaligrafi memang bermodalkan dari dia bisa dan gemar dalam dunia seni, khususnya kaligrafi
untuk yang kedua ini berjualan kaligrafi karena beliau melihat peluang dari pengalamnya, yang kemudian di kembangkan dan bisa meraih untung besar dari berjualan kaligrafi
Berdasarkan berita yang dilansir dari ekonomy okezone lelaki yang biasa disapa Darwito ini, awalnya adalah seorang satpam di sebuah perusahaan yang bernama Sri Ratu, kurang lebih selama satu tahun.
Kemudian pindah menjadi satpam lagi di sebuah Bank Swasta sampai akhirnya di likuidasi, dan bekerja ladi menjadi satpam di kawasan Berikat Nusantara selama tiga tahun, sampai akhirnya dia di PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Lepas dari situ pak Darwinto di terima kerja di perusahaan Jepang di bagian expor impor, Sampai akhirnya pada tahun 2001 pak Darwinto di beri rizki bisa berkunjung ke tanah Makkah untuk menunaikan ibadah Haji.
Berawal dari sini setelah kepulangannya dari tanah suci beliau terinspirasi dari sebuah poster gambar Masjidil Haram, untuk usaha di bidang kaligrafi.
Pak Darwinto yang tak memiliki ilmu dasar memutuskan untuk mempelajari sisik melik berbisnis kaligrafi, setelah memiliki modal yang cukup beliau memutuskan memulai usaha tersebut.
Dengan modal awal yang diperoleh dari pinjaman bank, beliau mengawali karirnya itu dari nol, ayah dari ketiga anak itu memberanikan diri mengangkat orang yang berbakat dan menguasai dalam tulis menulis kaligrafi arab.
Dan kini berbagai jenis khat telah terpampang di galerinya yang berada di jalan klentengsari no 2B, Banyumanik Semarang.
Berkat kualitas dan mutu yang terus di jaganya beliau mendapatkan juara 1 untuk kategori kendali mutu dari Kementrian Perdagangan pada tahun 2010.
Untuk sekarang ini dengan karyawan yang benar menguasai dalam bidangnya yang berjumlah 25 orang, beliau bisa menghasilkan omset per bulan di atas seratus juta.
Demikian yang bisa saya share pada kesempatan kali ini semoga kisah di atas bisa dijadikan saudara untuk lebih semangat dalam belajar dan terus berjuang, Jika saudara lelah dalam mengerjakan sesuatu maka beristirahatlah, jangan berhenti, terima kasih.
Baca Juga : Tempat Belajar Kaligrafi Terbesar
Share This :
0 komentar