Khat Naskhi - Secara bahasa khat memiliki makna garis atau tulisan tangan atau bisa dikatakan nama lain dari kaligrafi, namun khat lebis spesifik untuk penulisan huruf arab.
Ada beberapa jenis khat yang sering digunakan oleh para penulis kaligrafi arab dengan bentuk dan ciri khas yang berbeda.
Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit memberikan pengetahuan bagi anda mengenai pengertian serta sejarah dari khat Naskhi.
Khas Naskhi merupakan salah satu jenis khat kaligrafi yang paling populer dan sering digunakan diantara jenis khat lainya.
Khat jenis ini memiliki bentuk yang sederhana dan termasuk paling mudah untuk dibaca maupun ditulis.
Biasanya seorang pemula yang ingin belajar menulis kaligrafi selalu dimulai dengan latihan menulis khat naskhi.
Pengertian Khat Naskhi
Khat Naskhi adalah salah satu jenis khat memiliki nama lain yaitu Khat Bad’i, Khat Muqawwar dan Khat Mudawwar.
Khat jenis berasal dari bahasa arab yang artinya mengganti, menyalin atau mengubah bentuk atau menggantikan sesuatu dengan yang lainya.
Kata Naskhi sendiri diambil dari kata naskh atau Nuskhah, yang akhirnya diadopsi kedalam bahasa Indonesia menjadi Naskah.
Sering sekali kita menjumpai khat jenis ini pada berbagai kitab kuning maupun mushaf Al-Qur’an yang biasa anda baca maupun pada surat di zaman islam dulu dan sekarang.
Alasan utama diberi nama khat naskhi karena khat ini digunakan untuk menasakhan atau membukukan isi dari mushaf Al-Quran maupun berbagai naskah ilmiah.
Pendapat lain mengatakan khat ini diberi nama naskhi karena peranya dalam menasakhan atau mengganti ayat-ayat Al-quran yang sebelumya menggunakan khat Kufi.
Setelah kemunculan khat naskhi, khat kufi tidak lagi digunakan untuk menulis mushaf Al-quran, dan saat ini menjadi khat paling sering dipakai untuk berbagai keperluan di negara manapun.
Karena corak dan gayanya yang sangat simpel, di Indonesia khat naskhi dijadikan tulisan wajib dalam Musabaqah Khattil Quran (MQK) dalam cabang mushaf dan naskah.
Sejarah Khat Naskhi
Khat Naskhi berasal dari negara timur tengah yaitu dari kota Naishabur, Persia yang sekarang berubah nama menjadi Iran sekitar abad ke 7 Masehi atau abad ke 3 HIjriyah.
Pada awal kemunculanya khat ini tidak terlalu menonjol di tengah masyarakat islam kala itu, jika dibandingkan dengan khat kufi hingga akhir abad ke 9 Masehi.
Sampai akhirnya sekitar tahun 272 - 3298 H, khat naskhi dipopulerkan dan disebarluaskan oleh kaligrafer muslim yang juga termasuk seorang wazir pada masa Khalifah Atabik Ali, Dinasti Abbasiyah.
Tokoh kaligrafi tersebut adalah Ibnu Muqlah, beliau merupakan seorang yang diyakini sebagai peletak dasar Khat Naskhi dalam bentuknya yang lebih disempurnakan.
Ibnu Muqlah mulai merumuskan khat naskhi dari bentuk serta corak menjadi lebih elok dan sempurna bersama dengan saudaranya, Abdullah sehingga menjadi khat yang paling sering dipakai pada zaman itu, menggeser khat kufi kuno.
Pencapaian Ibnu Muqlah
Sebagaimana diketahui, Ibnu Muqlah berhasil menemukan rumus geometrik pada kaligrafi dengan tiga unsur kesatuan baku dalam pembuatan huruf kaligrafi, yaitu Titik, Huruf Alif dan Lingkaran.
Menurut Ibnu Muqlah setiap huruf arab yang ditulis harus dibuat berdasarkan tulisan yang berstandar atau al-Khat al-Mansub.
Beliau juga menjadi pelopor penggunaan enam macam tulisan pokok atau al-Aqlam as-Sittah, sebagai berikut : Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqa dan Tauqi yang merupakan tulisan kursif.
Selanjutnya perkembangan berbagai khat kaligrafi dikembangkan oleh murid Ibnu Muqlah seperti Muhammad Ibn As-Simsimani dan Muhammad Ibn Asad sampai akhirnya melahirkan tokoh kaligrafi hebat yaitu, Ibnu Bawwab.
Ibnu Bawwab mengembangkan rumusan Ibnu Muqlah dengan memberikan perhatian lebih terhadap perbaikan khat naskhi dan Muhaqqaq secara radikal, sehingga menjadi al-Mansub al -Faiq (Huruf Bersandar yang Indah).
Ibnu Bawwab memberikan tambahan “Cap Jempol” pada khat naskhi model Ibnu Muqlah, dan mentransformasikan pada al-Quran yang mengagumkan.
Setelah Ibnu Bawwab muncul juga Yaqut al-Musta’simi yang memperkenalkan metode dalam penulisan kaligrafi secara lebih lembut dan halus lagi pada masa akhir Daulah Abbasiyah hingga runtuh pada tahun 1258 M karena serbuan tentara Mongol.
Baca Juga : Sejarah Kaligrafi di Dunia
Jenis Khat Naskhi
Terdapat dua jenis khat naskhi yang memiliki ciri dan bentuk yang berbeda.
Khat Naskhi Qadim
Khat naskhi qadim atau kuno, merupakan jenis khat yang muncul pertama kali pada masa Dinasti Abbasiyah yang kemudian disempurnakan oleh Ibnu Muqlah.
Kemudian disempurnakan lagi oleh masyarakat Daulah Abbasiyah dan disempurnakan lagi oleh tokoh kaligrafer dari Turki.
Kebanyakan para kaligrafer masa kini kebanyak menggunakan khat jenis qadim ini karena tidak ingin menghilangkan dasar-dasar asli dari pendirinya.
Baik itu dari segi tinggi rendahnya, tebal tipisnya, besar kecilnya dalam bentuk horizontal maupun vertikal, serta bentuk lengkungannya.
Khat Naskhi Suhufi
Khat naskhi yang kedua ini merupakan jenis khat yang terus mengalami perkembangan dari segi hurufnya, dengan penyebaran yang luas di lapangan jurnalistik, sehingga diberi nama Suhufi.
Khat suhufi cenderung lebih tajam dalam beberapa lengkungan sehingga menyerupai khat Kufi, berbeda dengan Khat Naskhi Qadim yang lebih lentur.
Dari situ kahat jenis ini sering disebut juga khat naskhi kufi karena perpaduan antara kedua, dengan ciri umum sapuan horisontalnya lebih tebal dan lebih tipis serta pendek pada sapuan vertikalnya.
Khat Naskhi Kufi ini paling sering digunakan pada papan nama, poster maupun majalah yang berhubungan dengan komputer, sehingga khat ini jarang ditulis langsung menggunakan tangan.
Baiklah mungkin demikian sedikit penjelasan mengenai khat naskhi, mulai dari pengertian, sejarah, serta jenis-jenisnya.
Terkait contoh Khat Naskhi silahkan baca tulisan saya tentang Kumpulan Kaligrafi Khat Naskhi dan Ciri - Cirinya yang sudah saya tulis di halaman lain.
Cukup sekian, semoga tulisan ini bisa menjadi tambah pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Terimakasih, Wallahualam…
Baca Juga : Tokoh Kaligrafi di Indonesia
0 komentar