Khat Tsuluts - Sahabat Kaligrafi pada artikel ini kami akan mengajak anda untuk masuk lebih dalam mengenali Khat Tsuluts yang sering kita jumpai di dinding - dinding masjid dimanapun.
Kami akan membagikan kepada anda mengenai Khat tsuluts yang merupakan salah satu jenis khat yang terbilang sangat populer mulai dari pengertian Khat Tsuluts, Sejarah dan juga turunannya.
Pengertian Kaligrafi Khat Tsuluts
Khat tsuluts menjadi jenis khat yang sering dipakai oleh setiap kaligrafer karena kelenturannya dalam menciptakan suatu karya kaligrafi, baik digunakan untuk dekorasi dinding dalam bentuk lukisan atau gambar dalam ajang perlombaan maupun yang lainya.
Walaupun khat ini sangat jarang digunakan untuk tulisan Al Qur’an, Khat ini sering sekali kita jumpai di berbagai tempat ibadah umat islam baik Mushola maupun Masjid - Masjid, serta hiasan atau dekorasi, judul tulisan, kop surat maupun produk kaligrafi lainnya.
Hal ini menjadikan Khat tsuluts sangat populer dan memegang peran penting, bahkan kain kiswah yang menutupi Ka’bah di Arab Saudi tulisan kaligrafinya menggunakan Khat Tsuluts.
Tsuluts dalam bahasa arab memiliki arti sepertiga, karena tulisan ini memiliki ukuran sepertiga lebih dibandingkan dengan khat lain. Angka sepertiga sendiri diambil dari sepertiga kalam (Khat) tumar yang berukuran klasik 24 helai ekor kuda (kurang lebih 1,5 cm).
Pada zaman dahulu khat Tsuluts ditulis menggunakan mata pena kurang lebih 5 mm, dan sekarang mengalami pengurangan ukuranya menjadi lebih kecil sekitar 3 sampai 4 mm.
Alasan khat ini diberi nama tsuluts karena khat ini ditulis menggunakan kalam (alat untuk menulis kaligrafi) yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (tsuluts) goresan kalam, dengan kemiringan kira-kira setengah lebar pelatuk
Selain itu ada juga yang mengatakan Khat Tsuluts dengan sebutan khat arab karena khat ini menjadi sumber pokok berbagai jenis kaligrafi Arab yang melahirkan banyak jenis setelah khat Kufi.
Mengingat banyak metode dalam penulisanya untuk menentukan ukurannya dengan jumlah titik yang sesuai pada setiap huruf, serta tingkat kerumitan yang lumayan tinggi sehingga membutuhkan keterampilan khusus untuk menulisnya.
Khat Tsuluts menjadi khat yang paling susah dipelajari, baik dari segi kaedah maupun proses penyusunannya yang menuntut harmoni dan seimbang. Sehingga karena tingkat kerumitan tersebut menjadikan khat ini dinilai khat yang paling indah dan cantik.
Karena sedikit saja seorang kaligrafer saat menulis kaligrafi meleset dari kaidah-kaidah khat tsulust yang sudah ditentukan, maka hasilnya tidak akan sangat berbeda dan terlihat tidak indah lagi.
Maka tidak heran kalau para kaligrafer (Khattat) menjuluki khat ini dengan sebutan Ummul Khutut (Induk segala macam jenis Khat), karena telah mampu menguasai kaidah penulisan Khat tsuluts memudahkan para kaligrafer mempelajari kaidah khat yang lain.
Begitu pentingnya khat ini dalam dunia seni menulis huruf arab, sampai - sampai seorang seniman kaligrafi belum mampu menguasai khat ini tidak akan mendapatkan julukan sebagai “Khattat”.
Baca Juga : Sejarah dan Pengertian Khat Naskhi
Sejarah Khat Tsuluts
Sebagian sumber mengatakan bahwa, selain khat naskhi, khat Tsuluts merupakan temuan dari Ibnu Muqlah ( Wazir zaman Daulah Abbasiyah,) namun sebenarnya Khat Tsuluts awalnya diciptakan Ibrahim As Sinjari, murid dari Ishaq bin Hammad pada tahun 200 H.
Baru kemudian pada awal abad ke 4 Hijriyah, Tokoh kaligrafi terkemuka Ibnu Muqlah sekitar tahun 328 H, merumuskan kaidah penulisan beberapa khat dengan memberi ukuran serta mempercantik khususnya khat Tsuluts sehingga lebih indah.
Pada era ini, sejarah kaligrafi di dunia mencatat sebagai era khat Manshub yang berarti terukur atau terstandar, dimana khat Tsuluts dianggap menjadi induk dari segala khat karena banyak memberikan pengaruh terhadap jenis khat lainya.
Setelah Ibnu Muqlah munculah Abu Hasan Ali Ibnu Bawwab yang mengembangkan serta mempercantik bentuk khat sekaligus menyebarkannya.
Pada abad ke 7 H, Yaqut Al Musta'simi mulai meletakkan kaidah khat Islam serta menyempurnakan Aqlam As Sittah (Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Tauqi’, Riqa’) sehingga mencapai bentuk yang lebih indah khususnya khat Tsuluts.
Khat Tsuluts mencapai puncaknya kejayaan pada masa daulah Utsmaniyah pada abad ke 9 Hijriyah, yang dipopulerkan oleh Adalah Syaikh Hamdullah, yang merupakan seorang bapak kaligrafer Turki Utsmani.
Tulisnya menggunakan gaya khat dari Yaqut Al Musta'simi kemudian dikembangkan lagi sehingga memiliki bentuk yang khas dan akhirnya populer dan digunakan oleh orang turki usmani.
Gaya tersebut terus menerus dikembangkan secara bertahap hingga mencapai bentuknya yang paling mutakhir. Mahmud Jalaluddin, Qadhi Askar Mustofa Izzat, Mustofa Raqim, merupakan beberapa kaligrafer yang ikut serta mengembangkan dan menyempurnakan Khat Tsuluts menjadi seperti sekarang.
Turunan Khat Tsuluts
Adapun turunan khat Tsuluts dalam rentang perjalanannya mengalami perkembangan antara lain :
1. Khat Tumar
Khat ini diciptakan oleh Qutbah al-Muharrir yang berkembang pada masa Bani Umayyah ini memiliki aturan - aturannya yang simple. Khat ini sangat cocok untuk dekorasi dinding atau media-media yang memiliki ukuran besar.
2. Khat Muhaqqaq
Diciptakan oleh Ibnu Bawwab, khat yang jarang sekali digunakan ini hampir mirip dengan khat Tsuluts, karena hampir sama sekali tidak bisa dibedakan kecuali oleh para kaligrafer atau khattat yang sudah ahli. namun.
3. Khat Tawqi’
Khat Tawqi’ diciptakan oleh Yusuf al-Syajari (825M) dan dikembangkan oleh Ahmad ibn Muhammad pada tahun 1124 M. Khat ini memiliki arti tanda tangan, berhubung para khalifah dan perdana menteri pada waktu itu senantiasa digunakan untuk menandatangani berbagai naskah.
4. Khat Raihani
Khat ini diciptakan oleh Ibnu Bawwab, namun karena memiliki hubungan erat dengan Ali ibn al-Ubaidah al-Rayhan menjadikan namanya diambil untuk menamai khat ini. Ada yang berpendapat khat ini diberi nama Rayhani karena memiliki makna harum semerbak sesuai dengan keindahan dan popularitasnya.
5. Khat Riqa’ atau Ruqa’
Riqa’ merupakan jamaknya Ruq’ah yang artinya lembaran daun kecil halus yang digunakan untuk menulis, yang dikembangkan oleh Al-Ahwal al-Muharrir. Ukuran Riqa’ lebih kecil karena digunakan untuk menyalin teks-teks kecil. Gaya ini diciptakan yang diolahnya dari Khafif Tsuluts.
6. Khat Tsulusain
Khat ini diciptakan oleh Yusuf al-Syajari bernama dengan Ibrahim al-Syajari pada zaman Bani Abbas. Tsulusain memiliki arti dua pertiga karena ditulis menggunakan kalam yang ujung pelatuknya dipotong setara dengan ukuran dua pertiga lebar goresan kalam.
7. Khat Musalsal
Diciptakan dari keluarga Barmak di zaman Bani Abbas yaitu Al-Ahwal al-Muharrir. Huruf khat ini memiliki ciri ciri saling berhubungan, sehingga beberapa sejarawan modern menamakannya khat Mutarabit yang memiliki makna saling ikat atau berikatan.
8. Khat Tsuluts ‘Adi
Khat yang muncul pada abad ke-3 H di zaman Bani Abbas ini diciptakan oleh Ibrahim al-Syajari. Dalam kamus bahasa Arab khat ini disebutkan, “anna al-sulusiyya min al-khuttut huwa al-galiz al-huruf” (sepertiga dari khat adalah huruf yang sulit).
9. Khat Tsuluts Jali
Khat ini banyak digunakan untuk menulis judul-judul dan media seni yang permanen Sesuai dengan artinya yaitu jelas (Jali), Kejelasan yang dimaksud terletak pada lebar anatomi hurufnya yang lebih dominan daripada jaraknya.
10. Khat Tsuluts Mahbuk
Mahbuk artinya terstruktur atau tersusun rapi, yang diukur menurut keindahan pembagian (husn al-tawzi’) dan aturan komposisi (ihkam al-tartib). Keindahan ditandai dengan tidak adanya kelompok huruf yang bertumpuk di satu tempat namun diperbanyak dengan syakal dan hiasan untuk mencari keseimbangan.
11. Khat Tsuluts Muta’assir bil Rasm
Khat ini diolah menjadi sarana menggambar yang terbebas dari visualisasi makhluk hidup secara terang-terangan. Banyak sekali ragam maupun variasi aliran khat ini, yang bebas mengambil pola figural maupun simbolik baik berupa gambar manusia, binatang, tumbuhan dan benda-benda lainya.
12. Khat Tsuluts Handasi
Gaya ini merupakan Tsulus yang menyusun huruf dan kata secara geometris (handasi) dan indah berdasarkan rasa seni, sehingga menjadi dasar kekompakan, keserasian, dan penyatuan sebuah karya.
13. Khat Tsuluts Mutanazhir
Dinamakan khat Mutanazhir karena artinya saling memantul seperti hanya di depan cermin. Khat ini sering disebut dengan gaya Ma’kus (memantul), musanna (dua dimensi), dan ‘Aynali (saling tatap). Gaya ini sesuai dengan budaya muslim yang saling berbalas kebaikan seperti memberi salam dan menjawabnya.
Demikian yang bisa kami berikan ulasan tentang khat tsuluts, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan, semoga bisa memberikan manfaat kepada siappun yang membaca tulisan ini.
Ingin mengetahui beberapa contoh gambar kaligrafi khat tsuluts bisa dilihat pada postingan Kumpulan Khat Tsuluts di blog ini.
Sekian dan terimakasih, Wallahu a'lam.
Baca Juga: Definisi Kaligrafi
0 komentar